Sidoarjo – Infosidoarjo.com –
Untuk ketiga kalinya berturut-turut, halaman Mapolresta Sidoarjo kembali menjadi pusat aspirasi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Setelah aksi damai dari PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 1 dan 2 September lalu, kali ini giliran puluhan mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sidoarjo yang melakukan aksi penyampaian pendapat, Rabu (3/9/2025).
Aksi yang berlangsung damai tersebut dipimpin langsung oleh Ketua PC PMII Sidoarjo, Putri Maulidina, dan diterima secara terbuka oleh jajaran Forkopimda Sidoarjo, di antaranya Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing, Bupati Sidoarjo H. Subandi, Wakil Bupati Hj. Mimik Idayana, Ketua DPRD Sidoarjo H. Abdullah Nasih, Dandim 0816 Sidoarjo Letkol Inf. Dedyk Wahyu Widodo, serta Kepala BNNK Sidoarjo Kombes Pol Gatot Soegeng Soesanto.
Dalam orasinya, mahasiswa menyoroti sejumlah persoalan mendesak, termasuk reformasi Polri, penanganan kasus kematian Affan Kurniawan—driver ojek online yang menjadi korban dalam demonstrasi di Jakarta, serta menuntut pengesahan RUU Perampasan Aset sebagai langkah serius pemberantasan korupsi.
“Kami menuntut pemerintah dan kepolisian agar mengadili seadil-adilnya tindakan represif aparat yang menyebabkan meninggalnya Affan Kurniawan. Selain itu, RUU Perampasan Aset jangan hanya jadi wacana, pemerintah harus segera mengesahkannya,” tegas Putri Maulidina di hadapan jajaran Forkopimda.
Selain itu, mahasiswa juga menyinggung kondisi sosial yang dinilai semakin memprihatinkan, termasuk maraknya kriminalitas, hambatan pendidikan, kesulitan akses pekerjaan, dan pembatasan komunikasi yang mereka nilai sebagai bentuk represif terhadap masyarakat.
Aksi damai ini juga diwarnai seruan keras mahasiswa kepada aparat dan pejabat negara agar tidak menyalahgunakan kekuasaan.
“Jangan sampai aparat yang seharusnya menjaga keamanan malah menjadi ancaman bagi rakyat. Kami ingin Polri dan pemerintah berdiri bersama rakyat, bukan melawan rakyat,” teriak salah satu orator.
Mahasiswa juga mempertanyakan pertanggungjawaban kepolisian atas jatuhnya korban jiwa dalam aksi-aksi demonstrasi sebelumnya. Mereka menegaskan, selama tuntutan diabaikan, PMII Sidoarjo siap kembali turun dengan massa yang lebih besar.
Menanggapi aspirasi mahasiswa, Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing menegaskan bahwa kepolisian serius menangani kasus kematian Affan Kurniawan.
“Polri berkomitmen menangani kejadian di Jakarta secara adil, transparan, dan tepat. Semua aspirasi dari rekan-rekan mahasiswa akan kami sampaikan ke tingkat pusat,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Sidoarjo H. Subandi mengapresiasi aksi damai PMII dan menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menampung aspirasi masyarakat.
“Pemerintah daerah terbuka untuk berdiskusi dan bersinergi dengan mahasiswa serta masyarakat. Kita semua memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan Sidoarjo yang aman, adil, dan kondusif,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPRD Sidoarjo H. Abdullah Nasih juga menyampaikan penghargaan kepada mahasiswa atas aksi yang tertib dan konstruktif.
“Kritik dan masukan dari mahasiswa adalah bagian penting dari proses demokrasi. Kami akan mengawal aspirasi ini, termasuk melalui mekanisme Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) dan pembahasan kebijakan strategis lainnya,” jelasnya.
Menutup aksi, Putri Maulidina menegaskan bahwa perjuangan PMII tidak akan berhenti pada aksi hari ini. Mereka berkomitmen terus mengawal kasus Affan Kurniawan, mendorong pengesahan RUU Perampasan Aset, dan memastikan aparat serta pejabat negara mendengar suara rakyat.
“Kami akan kembali turun ke jalan dengan massa lebih besar jika tuntutan kami diabaikan. PMII akan berdiri di garda terdepan untuk memperjuangkan keadilan,” tegasnya.
Aksi damai ini berlangsung aman dan kondusif. Mahasiswa membubarkan diri dengan tertib usai menyampaikan aspirasi, sementara pihak kepolisian bersama Forkopimda berkomitmen melanjutkan dialog dan menindaklanjuti tuntutan yang disampaikan. (*Red)
Dilihat: 336