Larang Gunakan Sampah Plastik, Pemkab Sidoarjo Siapkan Jaringan Gas untuk Pabrik Tahu di Tropodo Krian

 

KRIAN, InfoSidoarjo.com — Bupati Sidoarjo, Subandi, meninjau langsung lokasi pabrik tahu di Tropodo, Kecamatan Krian yang menggunakan bahan bakar dari sampah. Minggu (18/5/2025).

Bupati Subandi datang bersama Dandim Sidoarjo, Letkol Inf Dedyk Wahyu Widodo dengan didampingi Sekda Fenny Apridawati, Kepala DLHK Bahrul Amig dan Kepala Disperindag Widiyantoro Basuki, Anggota DPRD, M Nizar serta Forkopimka Krian.

Menurut Subandi, industri tahu di Tropodo yang menggunakan bahan bakar sampah dalam kategori Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), sudah menjadi perhatian Internasional. Harus segera dibenahi. Jika tidak, bisa ditindak secara hukum.

“Batas toleransi sampai hari Rabu. Setelah itu tidak boleh lagi menggunakan bahan sampah B3 (Bahan Berbahaya Beracun),” katanya.

Ia meminta puluhan pengusaha tahu yang ada di Tropodo untuk sementara waktu bahan bakar yang dari sampah dipilah terlebih dahulu. Boleh menggunakan plastik, tapi harus dicampur dengan kayu.

Yang tidak boleh digunakan ialah sampah seperti Styrofoam, karet dan sejenisnya.

“Nanti akan kami bangun jaringan pipa gas, saya sudah berkordinasi dengan Pemprov Jatim untuk bersama-sama memberikan bantuan. 50 persen dari Gubernur dan 50 persen Pemkab,” ungkapnya.

Alternatif untuk tidak menggunakan bahan sampah B3 itu membutuhkan komitmen bersama. Artinya, para pelaku usaha tahu juga harus mentaati. Jika masih tetap memaksa menggunakan sampah maka bakal ditindak secara hukum.

“Kalau melanggar, akan kita lepas. Karena hari ini kita sudah sosialisasikan. Kita sudah carikan alternatif yang terbaik untuk pengusaha tahu ini,” imbuhnya.

Bupati Subandi juga menyampaikan, bahwa hari Kamis besok akan menggelar rapat bersama PGN untuk rencana pemasangan jaringan pipa gas di sana. Gubernur Jatim juga akan diundang.

Sementara, Feri Andi Kurniawan, salah satu pengusaha tahu di Tropodo mengaku siap meninggalkan bahan bakar plastik yang telah digunakan dalam setahun terakhir.

Dia bersama pengusaha tahu lainnya akan beralih menggunakan bahan bakar kayu untuk produksi pembuatan tahu. “Untuk sementara kami akan menggunakan kayu, sambil menunggu jaringan pipa gas,” ujarnya.

Dia mengaku sekali produksi tahu yang menggunakan bahan bakar sampah plastik B3 ini sekira 1,5 ton. Tahu-tahu tersebut dikirim ke sejumlah pasar di Krian, Gresik, dan juga Surabaya. (*Red)