Foto Suyitno, Ibnu Hambal, Agus dan Setiono calon ketua yang dicoret
InfoSidoarjo – Kongres Luar Biasa (KLB) Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Sidoarjo menuai kontroversi. Sebanyak lima calon ketua dan anggota Komite Eksekutif (Exco) yang sebelumnya dinyatakan lolos verifikasi, tiba-tiba dicoret oleh Komite Banding tanpa penjelasan yang jelas.
Salah satu nama yang dicoret adalah Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Kadispora) Sidoarjo, Yudhi Iryanto. Empat nama lain adalah Suyitno, Setiyono, Achmad Sodarin, dan Syaiful Arif.
Ibnu Hambal, pemilik klub dan Sekolah Sepak Bola (SSB) Bintang Putra, mengecam pencoretan tersebut. Menurutnya, keputusan Komite Banding terkesan sepihak dan tidak transparan.
“Sebagai pemilik klub yang memiliki hak suara, saya prihatin dengan proses KLB ini. Apalagi, lima calon yang sudah lolos verifikasi oleh panitia tiba-tiba dicoret tanpa alasan yang bisa diterima,” ujar Ibnu, yang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris PSSI Sidoarjo, Jumat (9/5/2025).
Ibnu menambahkan, tidak ada pemanggilan klarifikasi kepada kelima calon yang dicoret. “Ini namanya belum bertanding, sudah dikalahkan. Kalau semua syarat sudah terpenuhi, biarkan voter yang menentukan di forum KLB. Kalau begini caranya, lebih baik tidak usah ada KLB, langsung lantik saja pengurusnya,” tambah dia dengan nada kesal.
Suyitno, salah satu calon yang dicoret, juga menyampaikan kekecewaannya. Ia mengaku tidak pernah mendapat pemberitahuan resmi atau pemanggilan untuk klarifikasi.
“Saya hanya pernah ditanya via telepon soal kelengkapan dokumen asli. Semua dokumen sudah saya serahkan ke panitia pemilihan, termasuk SKCK dan surat dari pengadilan. Setelah itu, tidak ada kabar,” kata Suyitno.
Setiyono, calon lain yang dicoret, bahkan mendapat informasi bahwa pencoretannya disebabkan oleh keterlambatan pendaftaran selama 25 menit. Namun, ia membantah alasan tersebut.
“Katanya saya terlambat. Tapi waktu saya datang, petugas pendaftaran tidak berada di tempat. Saya malah melihat ada calon lain yang datang setelah saya tapi tetap dilayani,” ujarnya.
Selain soal pencoretan calon, agenda pelaksanaan KLB juga dinilai janggal. Awalnya, KLB direncanakan setelah gelaran Piala Suratin, kemudian berubah menjadi akhir April 2025. Namun secara mendadak, agenda KLB ditetapkan digelar Sabtu, 10 Mei 2025.
Menyikapi berbagai kejanggalan ini, sebanyak 11 klub dan SSB yang memiliki hak suara mengirimkan mosi tidak percaya kepada Askab PSSI Sidoarjo, Asprov PSSI Jawa Timur, dan PSSI Pusat. Mereka mendesak agar komite pemilihan dan Komite Banding dibubarkan dan diganti sebelum KLB dilaksanakan.
Mosi tersebut ditandatangani sejumlah klub, antara lain Tunas Jaya Tulangan, Pesawad, Akademi Talenta Muda, Trisula, dan Putra Jabon.
“Mosi ini sudah kami kirim ke PSSI Pusat. Kalau pelaksanaan KLB tetap dipaksakan, saya memilih tidak hadir karena tidak ingin melanggar statuta,” ujar Ibnu.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Askab PSSI Sidoarjo maupun Asprov PSSI Jatim terkait persoalan ini.((RED))