Grup LGBT Terbuka di Facebook Marak di Sidoarjo, Pengamat: Perlu Regulasi dan Edukasi Tegas

InfoSidoarjo — Aktivitas komunitas Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di media sosial kembali menjadi sorotan publik. Di Kabupaten Sidoarjo, sejumlah grup Facebook dengan afiliasi LGBT ditemukan aktif secara terbuka dan memiliki ribuan anggota.

Berdasarkan pantauan redaksi, sedikitnya tiga grup yang terpantau cukup mencolok. Grup “Gay Sidoarjo” kini memiliki lebih dari 1.900 anggota, disusul “Ojol Gay Sidoarjo” dengan sekitar 5.500 anggota, serta “Gay Krian” yang diikuti sekitar 200 akun. Yang menjadi perhatian, seluruh grup ini bersifat publik dan bisa diakses bebas, termasuk oleh anak-anak dan remaja.

Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak karena dinilai berpotensi memengaruhi moral dan perilaku generasi muda di ruang digital tanpa kontrol.

Pengamat kebijakan publik dan sosial, Dr. Andreas Prasetyo, menilai bahwa munculnya grup-grup LGBT terbuka di media sosial tak bisa dipandang sepele. Menurutnya, hal ini menyangkut tanggung jawab negara terhadap perlindungan nilai sosial dan generasi masa depan.

“Ini bukan sekadar soal kebebasan berekspresi, tapi tentang perlindungan sosial dan moral publik, khususnya anak-anak dan remaja. Pemerintah harus memiliki regulasi yang jelas dan pendekatan edukatif yang tepat,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (25/7/2025).

Dr. Andreas juga menekankan pentingnya penguatan literasi digital dan pendekatan berbasis nilai budaya serta keagamaan dalam merespons fenomena tersebut.

“Kalau tidak dikendalikan, ini bisa menjadi ruang pembiaran yang berbahaya. Perlu pendekatan yang seimbang antara edukasi, literasi, dan pengawasan,” tambahnya.

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Sidoarjo maupun aparat kepolisian terkait langkah penanganan terhadap grup-grup tersebut.

Sementara itu, masyarakat diimbau untuk lebih proaktif melaporkan konten atau grup daring yang dinilai melanggar norma sosial atau berpotensi meresahkan.

Dengan makin terbukanya ruang digital, para pakar mengingatkan pentingnya sinergi antara pemerintah, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, dan keluarga dalam menjaga ruang publik yang sehat dan aman bagi generasi muda.((RED))

Baca juga artikel terkait atau tulisan lainnya dari