Bupati Subandi Ajak Fatayat NU Jadi Garda Terdepan Cegah Stunting di Sidoarjo

InfoSidoarjo – Bupati Sidoarjo, Subandi, mengajak seluruh kader Fatayat NU dari tingkat ranting hingga cabang untuk bersinergi mencegah stunting. Ajakan tersebut ia sampaikan saat menghadiri kegiatan Gerakan Cegah Stunting bagi Fatayat di Delta Graha Sekretariat Kabupaten Sidoarjo, Kamis (11/9/2025).

Menurut Subandi, Fatayat NU memiliki peran strategis karena berada di garda terdepan dalam membina keluarga.

“Fatayat NU adalah pondasi keluarga. Dari rahim keluarga yang sehat, akan lahir generasi yang sehat pula. Karena itu saya mengajak seluruh kader Fatayat NU di Sidoarjo untuk memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu, agar sadar pentingnya gizi, pola asuh, dan kesehatan anak. Dengan kebersamaan ini, angka stunting di Sidoarjo bisa terus ditekan,” tegasnya.

Ia menambahkan, penanganan stunting tidak bisa hanya ditangani pemerintah, tetapi harus melibatkan semua pihak. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sidoarjo, prevalensi stunting turun dari 16,1 persen pada 2022 menjadi 8,4 persen pada 2023. Pemkab menargetkan pada 2025 prevalensi bisa ditekan di bawah 10 persen, sesuai target nasional.

“Target ini tidak akan tercapai tanpa gotong royong. Peran Fatayat NU yang dekat dengan keluarga dan masyarakat adalah kunci. Bersama PKK, kader posyandu, dan tenaga kesehatan, Fatayat NU bisa menjadi motor penggerak pencegahan stunting di setiap desa,” tambah Subandi.

Bupati optimistis, sinergi Pemkab Sidoarjo dengan Fatayat NU akan melahirkan keluarga yang sehat dan kuat.

“Jika Fatayat NU menjadi pondasi keluarga yang kokoh, InsyaAllah Sidoarjo akan melahirkan generasi emas yang sehat, cerdas, dan berdaya saing,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Ketua TP PKK Kabupaten Sidoarjo, Sriatun Subandi, juga menekankan pentingnya menjaga nutrisi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai periode emas tumbuh kembang anak.

“Seribu hari pertama kehidupan tidak boleh terlewatkan. Ibu hamil, bayi, dan balita harus mendapat gizi seimbang, perhatian, dan pola asuh tepat. Jika pondasi keluarga kuat, maka generasi yang lahir akan sehat, cerdas, dan siap bersaing,” katanya.

Sriatun menambahkan, Fatayat NU perlu aktif menyosialisasikan edukasi gizi seimbang hingga pemanfaatan lahan pekarangan untuk pangan bergizi.

“Langkah ini sejalan dengan peran Fatayat NU sebagai penguat keluarga dan penggerak masyarakat,” tutupnya.((RED))

Baca juga artikel terkait atau tulisan lainnya dari