Sidoarjo – Infosidoarjo.com –
Kemacetan parah yang kerap melanda wilayah Banjarbendo dan Desa Jati, Kecamatan Sidoarjo, memicu keresahan warga. Jalan Desa Jati bagian selatan yang sempit membuat kendaraan roda empat sulit berpapasan dan harus bergantian melintas, memicu antrean panjang, terutama pada jam sibuk.
Kondisi ini mendorong warga untuk menyampaikan aspirasi mereka ke DPRD Sidoarjo. Kamis (14/8/2025), sejumlah perwakilan warga dari Perumahan Mutiara Regency, Mutiara Harum, Mutiara City, serta warga Desa Jati dan Banjarbendo, menghadiri hearing di kantor DPRD Sidoarjo. Mereka diterima langsung oleh Wakil Ketua II DPRD Sidoarjo Suyarno, Wakil Ketua III Warih Andono, Ketua Komisi C Choirul Hidayat, serta anggota DPRD lainnya seperti Hj. Ainun Jariyah, Emir Firdaus, dan Raffi Wibisono.
Pertemuan tersebut juga dihadiri perwakilan Dinas Perumahan, Permukiman, Cipta Karya, dan Tata Ruang; Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA); Dinas Perhubungan Sidoarjo; serta Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur.
Salah satu usulan yang mengemuka adalah pembukaan akses jalan di dalam Perumahan Mutiara Regency yang selama ini tertutup untuk umum. Warga meyakini, jika jalur ini dibuka, beban lalu lintas di Jalan Desa Jati akan berkurang signifikan.
Namun, sebagian penghuni Mutiara Regency menolak rencana ini dengan alasan keamanan dan kenyamanan lingkungan. Padahal, data menunjukkan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) di Mutiara Harum dan Mutiara Regency telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo.
Wakil Ketua DPRD Sidoarjo, Warih Andono, menegaskan bahwa akses jalan tersebut telah menjadi aset Pemkab Sidoarjo sejak 2017. “Akses jalan yang ditutup itu sudah seharusnya dibuka. Karena itu sudah menjadi aset Pemkab Sidoarjo,” ujarnya.
Menurut Warih, secara aturan tidak ada hambatan untuk membuka akses tersebut. “Warga dua desa itu meminta supaya jalan dari perumahan dibuka. Dan secara aturan seharusnya bisa, karena jalan itu sudah menjadi milik Pemkab Sidoarjo yang telah diserahkan oleh pengembang,” jelasnya.
Ia juga mempertanyakan alasan penutupan jalan, mengingat tiga perumahan di kawasan tersebut berada dalam satu naungan dan satu siteplan. “Seharusnya bisa dibuka karena statusnya milik Pemkab. Apalagi tiga perumahan itu berada dalam satu naungan dan satu siteplan,” tegasnya.
Warih optimistis, pembukaan jalan akan memberi manfaat besar bagi penghuni perumahan dan warga sekitar yang selama ini terjebak kemacetan setiap hari. Namun, ia menekankan pentingnya musyawarah dengan warga Mutiara Regency yang belum diajak berdiskusi resmi. “Kita tetap menunggu komunikasi dengan Mutiara Regency. Sebenarnya cuma kurang komunikasi saja,” tambahnya.
Kepala Dinas PUBMSDA Sidoarjo, Dwi Eko Saptono, mengapresiasi semua pihak yang mau berkontribusi dalam mengatasi kemacetan. “Saya melihat dan mendengar, dan saya bersyukur jika ada pengembang atau masyarakat yang membantu pemerintah untuk mengatasi kemacetan,” ungkapnya.
Ia menilai, partisipasi aktif dari berbagai pihak sangat penting untuk menciptakan kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan masyarakat. “Kolaborasi seperti ini bisa menjadi contoh positif bagi wilayah lain,” ujarnya.
Winaryo, warga Mutiara Harum, menyebut pembukaan jalan adalah kebutuhan mendesak. “Dulu warga Mutiara Harum juga menolak. Setelah ada komunikasi yang intens, akhirnya bisa menerima. Jadi perlu pendekatan yang tepat,” ucapnya.
Sementara itu, Budi Santoso, kuasa hukum Sun City Group selaku pengembang Mutiara City, menjelaskan bahwa tiga perumahan tersebut masuk dalam satu siteplan. “Kalau sudah dibuka, bukan hanya kami yang diuntungkan, tapi warga Banjarbendo juga akan sangat diuntungkan. Kemacetan bisa terurai,” jelasnya.
Budi menegaskan, kehadirannya dalam hearing murni karena undangan DPRD, bukan untuk memprovokasi warga.
Hearing yang berlangsung selama tiga jam ini belum menghasilkan keputusan final. Warih Andono menutup rapat dengan memastikan bahwa komunikasi intens dengan warga Mutiara Regency akan terus dilanjutkan.
“Pembicaraan akan kita lanjutkan setelah ada komunikasi yang lebih intens. Harapannya, semua pihak bisa menerima solusi terbaik,” pungkasnya.(*Red)
Dilihat: 334