Jemaah Haji Kloter Pertama Mulai Bergeser dari Madinah ke Makkah

MAKKAH – Jemaah haji kolter awal mulai bergeser dari Madinah menuju ke Makkah mulai Sabtu (10/5/2025). Hari pertama pergeseran ini, dijadwalkan ada tujuh kloter di gelombang pertama yang berjumlah sekira 2.800 orang jemaah.

“Sejumlah persiapan untuk melayani para jemaah sudah kita lakukan. Semoga semua berjalan lancar dan baik.” Kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Ali Machzumi.

Para jemaah bakal diangkut menggunakan bus dari Madinah. Mereka mampir atau berhenti terlebih dulu di Masjid Bir Ali untuk mengambil miqot dan niat umroh wajib, kemudian melanjutkan perjalanan ke Makkah.

“Kita sudah siapkan sekitar 20 hotel yang akan ditempati para jemaah gelombang pertama ini. Termasuk layanan katering, bus sholawat untuk mengantar jemaah ke Masjidil Haram dan sebagainya, semua sudah siap,” lanjut Ali Machzumi.

Setiba di Makkah, lanjut Ali Machzumi, jemaah haji Indonesia akan menempati kamar hotel yang telah disiapkan. Setelah beristirahat sejenak, mereka akan dipersiapkan untuk ke Masjidil Haram guna menunaikan umrah wajib.

Menurut Ali Machzumi, keberangkatan mereka dari hotel menuju Masjidil Haram akan diantar dengan Bus Shalawat. Yaitu, bus yang telah dipersiapkan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram (pergi dan pulang).

“Saat tiba di kota Makkah, jemaah akan masuk ke hotel. Setelah istirahat sejenak, mereka ke Masjidil Haram untuk melakukan rangkaian ibadah Umrah. Petugas telah mempersiapkan Bus Shawalat yang akan mengantarkan mereka dari hotel menuju Masjidil Haram,” sebut Ali Machzumi.

Jumlah bus shalawat akan disesuaikan dengan jumlah jemaah yang tiba di Kota Makkah. Artinya, dari hari per hari akan terus bertambah sesuai dengan jumlah jemaah yang masuk ke kota Makkah.

Layanan Bus Shalawat ini berjalan selama 24 jam untuk mengantar jemaah saat akan menunaikan salat berjamaah di Masjidil Haram. Layanan Bus Shalawat akan dihentikan sementara menjelang puncak haji dan beroperasi kembali setelah fase Arafah-Muzdalifah-Mina. (cakto)