InfoSidoarjo — Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) terus disosialisasikan kepada masyarakat, termasuk di wilayah pedesaan. Sabtu (21/6/2025), Komisi IX DPR RI bersama dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN) menggelar sosialisasi Program Bangga Kencana di Desa Kedensari, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Anggota Komisi IX DPR RI Dr.Arzeti Bilbina SE, MAP, Direktur Analisa Dampak Kependudukan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) Dr. Nyigit Wudi Amini S.Sos., M.Sc., Sekretaris Camat Tanggulangin Lita, anggota DPRD Sidoarjo Sutaji, serta ratusan warga desa.
Dalam sambutannya, Anggota komisi IX Dr. Arzeti Bilbina menyoroti pentingnya peran perempuan dalam upaya penurunan angka stunting. Ia mengapresiasi kinerja Pemkab Sidoarjo yang dinilainya cukup progresif.
“Penurunan angka stunting di Sidoarjo sangat cepat. Ini bukan hanya kerja pemerintah, tapi hasil dari kesadaran kolektif masyarakat, terutama kaum ibu. Semua perempuan harus bertanggung jawab pada perubahan ini, dan bersama-sama kita menuju Sidoarjo Zero Stunting,” ujar Arzeti.
Menurutnya, keluarga yang berkualitas adalah fondasi utama dalam menciptakan generasi unggul. Karenanya, ia mengajak semua elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam gerakan ini, mulai dari edukasi gizi, pengasuhan anak yang tepat, hingga perencanaan keluarga yang sehat.
Dalam sesi pemaparan, Dr. Nyigit Wudi Amini dari Kemendukbangga menekankan pentingnya pendampingan orang tua terhadap anak sejak usia dini. Ia menjelaskan bahwa kualitas pengasuhan berpengaruh besar pada perkembangan intelektual, emosional, hingga sosial anak.
“Kehadiran dan perhatian orang tua sangat menentukan. Anak yang dibesarkan dengan pendampingan yang baik cenderung memiliki tingkat kecerdasan dan kepekaan sosial yang lebih baik. Termasuk juga dalam pembentukan karakter dan kedisiplinan,” jelas Nyigit.
Ia juga menyampaikan bahwa BKKBN terus mendorong penguatan program berbasis keluarga, seperti kegiatan Sidaya Lansia (Lansia Berdaya) yang bertujuan menjaga produktivitas dan kebugaran lansia, serta GATI (Gerakan Ayah Terlibat) sebagai bentuk peran ayah dalam pengasuhan anak.
Program GATI menjadi salah satu inovasi dalam pembangunan keluarga. Melalui program ini, ayah didorong untuk tidak hanya menjadi pencari nafkah, tetapi juga terlibat aktif dalam mengasuh dan mendidik anak-anak.
Selain itu, metode kontrasepsi pria seperti MOP (Metode Operasi Pria/Vasektomi) juga dikenalkan dalam kegiatan ini, sebagai bagian dari upaya pemerataan tanggung jawab keluarga berencana antara suami dan istri.
Sementara itu, bagi kelompok lansia, program Sidaya Lansia telah rutin dilaksanakan. Kegiatan meliputi pemeriksaan kesehatan, senam lansia, hingga pelatihan keterampilan ringan agar para lansia tetap produktif dan aktif secara sosial.
“Lansia bukan beban, justru bisa menjadi penggerak sosial yang memberi semangat dan motivasi. Kita dorong mereka tetap berkegiatan, tetap sehat, dan tetap berdaya,” tambah Dr. Nyigit.
Warga Desa Kedensari menyambut positif kegiatan ini. Mereka berharap kegiatan serupa bisa terus dilakukan secara rutin dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Kegiatan sosialisasi kemudian ditutup dengan sesi tanya jawab. Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat pemahaman masyarakat akan pentingnya pembangunan keluarga yang terencana, sehat, dan sejahtera.((RED))