Unusida dan UNU Yogyakarta Gandeng UWE Bristol Inggris Gelar Workshop Pendidikan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas

 

KOTA, InfoSidoarjo.com — Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) bersama Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta dan University of the West of England (UWE) Bristol dari Inggris, menggelar serangkaian kegiatan akademik internasional Workshop dan
Focus Group Discussion (FGD) yang berfokus pada pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas.

Kegiatan tersebut meliputi seminar internasional, workshop, dan FGD, yang diselenggarakan di Auditorium Kampus 2 Unusida pada, Selasa (17/6/2025) kemarin.

Acara ini merupakan bagian dari kolaborasi dalam program UK–Indonesia Disability Inclusion Partnership yang didukung oleh The British Council.

Tema yang diangkat dalam seminar adalah “Developing Inclusive Policies and Practices for Greater Accessibility in Higher Education”, yang menyoroti pentingnya pengembangan kebijakan dan praktik inklusif agar mahasiswa penyandang disabilitas dapat mengakses pendidikan tinggi secara setara.

Kegiatan ini dihadiri sekitar 70 peserta luring dan 15 peserta daring yang terdiri dari akademisi, praktisi, aktivis, komunitas disabilitas, perwakilan pemerintah, serta masyarakat umum yang peduli terhadap isu inklusi pendidikan.

Rektor Unusida, Dr. H. Fatkhul Anam, dalam sambutannya menyampaikan, bahwa akses pendidikan tinggi bagi penyandang disabilitas masih sangat rendah, yakni hanya sekitar 7 persen secara nasional. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan kebijakan afirmatif dari seluruh elemen masyarakat.

“Setiap tahun Unusida menyediakan beasiswa penuh hingga lulus bagi mahasiswa difabel. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dalam meraih hak atas pendidikan,” ujar Dr. Anam.

Sementara itu, Direktur British Council Indonesia, Summer Xia, menyampaikan apresiasi atas inisiatif kolaboratif ini. Ia menyebut kegiatan ini sebagai langkah nyata untuk menciptakan sistem pendidikan tinggi yang lebih adil dan dapat diakses oleh semua pihak.

“Kami di British Council sangat senang mendukung kolaborasi antara UNU Yogyakarta, UNUSIDA dan University of the West of England melalui hibah Going Global Partnership,” ucapnya

“Acara ini menyoroti upaya bersama untuk menciptakan pendidikan tinggi yang inklusif dan dapat diakses, serta menjadi ruang untuk berbagi wawasan, mengembangkan solusi, dan mendorong pendidikan yang lebih berkeadilan bagi semua,” tuturnya.

Pada seminar ini juga diluncurkan situs web resmi bertema pendidikan inklusif, yaitu inclusivehighereducation.com.

Platform ini diharapkan menjadi ruang kolaborasi global untuk berbagi praktik terbaik dan diskusi seputar inklusivitas di perguruan tinggi, tidak hanya di Indonesia dan Inggris, tetapi juga secara internasional.

Salah satu pembicara utama, Dr. Tariq Umar dari UWE Bristol, menyampaikan pesan penting bahwa inklusi bukan sekadar menyesuaikan individu dengan sistem, tetapi harus mengubah sistem itu sendiri agar lebih adil dan berdampak.

Diskusi paralel dalam kegiatan ini mengangkat tema “Peluang dan Tantangan Pendidikan Inklusif di Indonesia” dan menghadirkan sejumlah narasumber ternama, antara lain Dr. Ana Christanti (Wakil Rektor 2 Unusida), Dr. Suhadi Cholil (Wakil Rektor UNU Yogyakarta), Soelistiyowati (Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Jatim), dan Kikin P. Tarigan (Komisioner Komnas Disabilitas RI).

Usai seminar, kegiatan dilanjutkan dengan FGD yang diikuti oleh peserta undangan terbatas. FGD ini bertujuan memperkuat rumusan rekomendasi kebijakan serta menyusun roadmap pengarusutamaan praktik pendidikan inklusif di lingkungan perguruan tinggi.

Melalui kerja sama internasional ini, Unusida berharap menjadi pionir dalam memperjuangkan pendidikan tinggi yang inklusif, setara, dan berkeadilan bagi seluruh warga negara, termasuk mereka yang hidup dengan disabilitas. (*Red)

Baca juga artikel terkait atau tulisan lainnya dari