Tekan Angka Pengangguran, DPRD Sidoarjo Dorong Disnaker Siapkan Pelatihan Sesuai Kebutuhan Industri

 

KOTA, SIDOARJONEW.id – Jumlah pengangguran terbuka di Sidoarjo masih cukup tinggi, yaitu 76.068 orang atau setara dengan 6,49 persen di tahun 2024. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.

Untuk memaksimalkan serapan tenaga atau angkatan kerja, Komisi D DPRD Sidoarjo mendorong Dinas Tenaga Kerja menyiapkan pelatihan peningkatan skil sesuai kebutuhan industri.

“Ketika mengadakan pelatihan harus didasari kajian dan kebutuhan industri, sehingga output yang dihasilkan bisa maksimal,” sebut Ketua Komisi D, Dhamroni Chudlori, saat dikonfirmasi, Senin (16/6/2025).

Menurut Dhamroni, dalam upaya menciptakan 100 ribu lapangan kerja baru sesuai dalam janji politik Bupati Subandi juga harus disiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sesuai dengan kriteria kebutuhan perusahaan.

“Jadi harus dilakukan riset, terus siapkan formula pelatihan yang tepat. Bisa juga nanti mendorong program magang di sejumlah perusahaan yang tepat,” ungkapnya.

Dia menambahkan, pelatihan barista, rias pengantin dan jahit yang sudah dilakukan selama ini sudah bagus, tapi harus tetap dilakukan evaluasi. Pemilihan jenis pelatihan harus didasari alasan yang tepat.

Sehingga, dari setiap pelatihan, ada berapa peserta yang sudah bekerja atau mendirikan usahanya secara mandiri.

Disnaker tidak boleh bekerja sendirian, harus juga kolaborasi dengan dinas terkait, seperti dinas koperasi maupun Bank Delta Artha untuk bisa mendukung pendirian usaha secara mandiri.

“Dinas koperasi dan UKM bisa melakukan pendampingan. Jadi semua bisa bekerja bersama,” ujarnya.

Sementara, Kepala Disnaker Sidoarjo, Ainun Amalia menjelaskan bahwa dalam rangka mengurangi tingkat pengangguran di kota delta, pihaknya telah menjalin kerjasama dengan BPVP di Tulangan.

Menurut Ainun, BPVP atau balai latihan kerja ini dalam menggelar pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri. Setiap tahun selalu mapping kebutuhan industri.

“Nah, itu yang diimplementasikan untuk dilatihkan. Penyerapan tenaga kerja melalui BPVP hampir 80 persen,” imbuhnya.

Disamping pelaksanaan bursa kerja atau job matching ke sejumlah sekolah kejuruan terus dilakukan, tujuannya untuk mempertemukan penyedia kerja dengan pencari kerja.

“Kalau job matching dan job fair rutin terus kami lakukan,” pungkasnya. (*Red)